Perbendaharaan unsur kimia yang kita kenal saat ini, tidak akan pernah kita jumpai pada perbendaharaan kata kebanyakan orang yang hidup di sekitar kita (masyarakat awam). Adanya di perbendaharaan para ahli-ahli fisika yang mengurai dalam bahasan tentang perumusan molekul yang menjadi dasar unsur kimia.
Bila bukan ahlinya, dalam arti kata. Ahli dalam mengurai unsur kimia. Maka bahasan tentang unsur kimia itu, justru sangat membingungkan dan tidak akan bisa di capai apa yang menjadi faedah dan manfaat dari unsur kimia tersebut. Justru akan menyimpang dari apa yang menjadi hukum dan aturannya. Dan pada akhirnya akan disalah gunakan.
Bila bukan ahlinya, dalam arti kata. Ahli dalam mengurai unsur kimia. Maka bahasan tentang unsur kimia itu, justru sangat membingungkan dan tidak akan bisa di capai apa yang menjadi faedah dan manfaat dari unsur kimia tersebut. Justru akan menyimpang dari apa yang menjadi hukum dan aturannya. Dan pada akhirnya akan disalah gunakan.
Demikian juga dengan unsur-unsur lain yang terhampar dalam kehidupan ini, bila bukan ahli yang mengurai dan yang mengarahkannya. Sudah tentu penyalahan arti dan penyimpangan akan selalu kita temui dan pasti akan membawa dampak yang merisuakan, khususnya bagi manusia yang mempunyai pemikiran awam. Atau pemikiran kuno tanpa memahami dan tanpa di dasari akan sebab dan akibat.
Bila hal ini terjadi, sudah dapat di pastikan. Kebenarannya yang hakiki (sejati) tidak akan nampak dan tidak akan pernah terjadi, justru kebenaran dalam kepentingan diri pribadi itulah yang akan muncul menghiasi serta mengiringi uraian yang hanya memikirkan untung dan rugi.
Seperti halnya unsur kimia yang menjadi rumusan dalam kehidupan ini, yaitu “Kimia Kebahagiaan”. Insan yang hidup tidak akan pernah tahu akan perbendaharaan unsur kimia ini. Perbendaharaan unsur kimia ini yang tahu hanya Allah swt semata. Dan tentang perumusan tentang unsur kimia ini, sudah terurai secara jelas didalam kitab suci yang menjadi cahaya terang bagi seluruh insan.
Maksud dari “Kimia” disini ialah : segala sifat-sifat yang kurang dilepaskan dan segala sifat-sifat kesempurnaan yang di kenakan.
“Kimia Kebahagiaan” merupakan simbol kemenangan dalam hidup yang sebenarnya. Dan ini merupakan wujud dari kesempurnaan hidup yang sesungguhnya. Kemukjizatan itulah yang menjadi lambang dari kebesaran-Nya. Dan juga merupakan bukti nyata dari hamba yang menjadi pilihan-Nya.
“Kimia Kebahagiaan” merupakan sesuatu yang besar dan tinggi yang di janjikan oleh Allah swt pada hamba-Nya. Dan juga yang menjadi utusan-Nya.
Di sela-sela bimbingan dan pengawasan-Nya, Allah senantiasa mengurai makna terpenting bagi kelangsungan hidup seluruh umat-Nya. Demikian juga dengan perbendaharaan unsur “Kimia Kebahagiaan” yang menjadi hak dan ketetapan-Nya.
Di hamparan langit ada anasir Malaikat, di hamparan bumi ada hati para kekasih-Nya yang memiliki sifat arif. Maka apa saja yang mencari unsur kimia ini dari selain hadirat Nubuwah (kenabian), dia pasti akan salah jalan dan akan mendapat kehampaan semata..
Mereka sama sekali tidak mengira, kalau segala amal ibadah yang dilakukan, ibarat sepundi kepingan dinar palsu. Dan mereka beranggapan, apa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang berharga dan memiliki nilai yang tinggi. Tapi dalam kenyataannya, apa yang mereka lakukan hanyalah sesuatu yang palsu dan sama sekali tidak ada nilainya sama sekali. Dia mengira dirinya kaya raya, padahal melarat di hari Kiamat.
Seperti firman Allah Ta’ala :
“Maka kami singkapkan daripadannya tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatan-mu pada hari itu amat tajam”. (Qaaf: 22).
Ini adalah termasuk rahmat Allah kapada seluruh hamba-Nya. Bahwa Allah swt memberi wahyu dan mengutus kepada mereka ± 124.000 nabi, yang mengajar manusia mengenai “Dokumen Kimia” dan menunjukkan pada mereka bagaimana menjadikan hati berada dalam perputaran Mujahadah.
Dengan hadirnya Sang Utusan ditengah-tengah insan, dengan sendirinya insan akan mendapatkan cahaya tuntunan untuk membentuk bangunan Iman yang kokoh. Yang mana bangunan itu dilandasi dengan Syariat sebagai tuntunannya.
Bersyukurlah bagi insan yang mau bersyukur, yang mau mensyukuri nikmat yang diberikan oleh-Nya. Yang mau mensyukuri hidayah yang di pancarkan oleh-Nya.
Bersyukurlah bagi insan yang mengerti dan memahami akan unsur “Dokumen Kimia” yang terurai di dalam kitab-kitab Nya. Bersyukurlah bagi insan yang bisa mengenal dan dapat merenungkan rumusan unsur “Dokumen Kimia” yang di urai melalui Utusan-Nya.
“Dokumen Kimia” merupakan catatan untuk mengurai segala perumusan tingkah laku dan juga terpancar segala aturan (hukum) yang sudah menjadi ketetapan dari-Nya. “Dokumen Kimia” merupakan bingkisan yang berharga dari-Nya. Dan apabila insan bisa menyimak, memahami dan melakukan serta mencerminkan apa yang tersirat didalamnya.
Insya Allah cahaya terang senantiasa mengiringinya.
Perenungan dalam melaksanakan apa yang tercermin di dalam “Dokumen Kimia” memang sangat sulit dilakukan, khususnya bagi insan yang terbelenggu dalam rayuan dunia. Disamping berat, kesabaran dan ketekunan harus bisa di kumandangkan. Tiada rumusan keputusasaan dalam menjalankan segala apapun yang tersirat dalam “Dokumen Kimia”. Dan juga harus siap dengan segala cobaan yang terhampar dalam kehidupan.
Apabila insan bisa berjalan lurus, melakukan apa yang di perintah, dan menyingkirkan apa yang di larang. Maka jalan untuk menuju kebahagiaan yang hakiki, baik itu di dunia maupun di akhirat pasti akan dapat mereka dapat dan mereka rasakan, semua itu tersirat di dalam “Dokumen Kimia”. Dalam mengupas isi dan makna “Dokumen Kimia”. Insan harus bisa membersihkan hati dari pekerti-pekerti buruk dan tercela dan dari sifat kebinatangan, serta menjadikan sifat-sifat mereka sebagai busana dan perhiasannya.
Bila semua itu bisa didapatkan, harus bisa di cerminkan dalam kehidupannya. Bagaimana membersihkan hati dari pekerti-pekerti yang tercela dan bagaimana pula mengantarkan insan untuk mendapatkan hamparan jalan yang jernih.
Seperti firman Allah swt :
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah”.
(Al Jumu’ah : 2).
(Al Jumu’ah : 2).
Penyajian catatan yang menguraikan segala hukum dan segala aturan dalam “Dokumen Kimia” itu tak bisa lepas dari “Rahasia Kimia”. Dengan menyimak makna yang terkandung di dalam “Rahasia Kimia” insan akan mengerti dan akan mendapatkan jati diri yang sesungguhnya.
Pengembalian dan kepasrahan secara mutlak pada yang memberi hidup. Itu merupakan cermin dari pengabdian. Karena semua dan apa yang terjadi kerena Allah semata, tiada kekuatan apapun yang dapat menghalangi akan kekuasaan-Nya.
Kerahasiaan insan yang dapat mengupas akan makna dari “Dokumen Kimia”. Itu mewujudkan suatu kepercayaan dan keyakinan yang amat kuat pada dirinya,.
Bila demikian halnya, sudah seharusnya apapun yang insan dapat didunia, harus dikembalikan kepada yang berhak dan sudah seharusnya insan melangkah menuju kejalan-Nya. Itulah yang dimaksud dengan “Rahasia Kimia”.
Seperti firman Allah swt :
“Dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.”
(Al Muzammil : 8).
(Al Muzammil : 8).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar